Kamis, 24 September 2015

Suara Hatiku



Suara Hatiku
                  
Aku masih terus berteriak diantara relung relung batu kepedihan.
Bersama keterpurukan dan penyesalan yang mendalam.
Air mata ini masih mengalir deras,
Bersama ranting ranting kerinduan mendalam.

Pedih.                                                   
Lagi lagi penyesalan itu datang menghampiriku.
Yang telah membiarkanmu pergi menjauh tanpa kata.
Sedangkan aku hanya menatapmu hampa.
Tanpa isyarat kata yang ingin kau dengarkan.
Aku yang tak mampu membalas rasa yang telah lama kamu berikan.

Aku hanya bisa berteriak bersama penyesalan.
Namun lagi - lagi hanya kudengar,
Gema - gema cinta yang semakin lama semakin menghilang.
Aku hanya terisak diantara riuh air bebatuan
Menatap senja yang kian menghilang
Menenggelamkan sejuta kenangan
Samar – samar masih dapat kulihat,
Seukir tulisan namaku dan namamu
Dipohon akasia itu.

Bersama semilir angin dan lembutnya kapas awan,
Aku ingin kabarkan
Inilah tanda rinduku kepadamu
Yang terrnyata telah mencintaimu.


Maharani.24 September 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar